Alasan Pattimura Angkat Senjata Melawan Penjajah

Kapitan Patimura seorang pahlawan nasional Indonesia melawan penindasan VOC karena tindakan yang sewenang-wenang dan meningkatnya pajak.
Alasan Pattimura Angkat Senjata Melawan Penjajah

Alasan Patimura Melakukan Perlawanan

Latar Belakang

Patimura, pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Seram, Maluku pada tahun 1783, memimpin perlawanan heroik terhadap penjajah Belanda di wilayah Maluku. Perlawanannya menjadi simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penindasan kolonial. Ada beberapa alasan mendasar yang mendorong Patimura untuk melakukan perlawanan, di antaranya:

**1. Penindasan dan Eksploitasi Kolonial**
Belanda menerapkan sistem tanam paksa yang memaksa rakyat Maluku menanam rempah-rempah untuk kepentingan kompeni. Sistem ini sangat memberatkan karena rakyat dipaksa bekerja tanpa upah yang layak dan hasil panen mereka diekspor ke Eropa dengan harga murah. Penindasan ini memicu kemarahan dan kebencian di kalangan rakyat Maluku.

**2. Pelanggaran Tradisi dan Agama**
Belanda juga melakukan pelanggaran terhadap tradisi dan agama setempat. Mereka membatasi kebebasan beragama dan memaksa penduduk untuk menganut agama Kristen. Tindakan ini melukai perasaan keagamaan masyarakat Maluku dan memperkuat kebencian mereka terhadap penjajah.

**3. Pajak yang Berat**
Selain tanam paksa, Belanda juga membebani rakyat Maluku dengan pajak yang sangat tinggi. Pajak-pajak ini sangat memberatkan dan membuat rakyat kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Beban pajak yang berat ini semakin menyulut kemarahan rakyat.

Pemicu Perlawanan

**1. Peristiwa Penangkapan dan Penganiayaan**
Pada tahun 1817, Belanda menangkap dan menganiaya seorang pemimpin Muslim bernama Kapitan Pattimura. Tindakan ini memicu kemarahan besar di kalangan rakyat Maluku dan menjadi titik awal perlawanan Patimura. Para pengikut Patimura berbondong-bondong bergabung dengannya untuk melawan Belanda.

**2. Pengaruh Politik**
Perlawanan Patimura juga mendapat dukungan dari Inggris yang sedang bersaing dengan Belanda dalam memperebutkan pengaruh di Maluku. Inggris memberikan bantuan senjata dan dukungan politik kepada Patimura, sehingga memperkuat perlawanannya.

Tujuan Perlawanan

**1. Mengusir Penjajah Belanda**
Tujuan utama Patimura adalah mengusir penjajah Belanda dari Maluku. Dia ingin membebaskan rakyatnya dari penindasan dan eksploitasi yang dilakukan oleh Kompeni.

**2. Mengembalikan Tradisi dan Agama**
Patimura juga bertujuan untuk mengembalikan tradisi dan agama masyarakat Maluku yang telah dilanggar oleh Belanda. Dia ingin rakyatnya bebas menjalankan ajaran agamanya dan tidak lagi ditekan oleh kekuasaan kolonial.

**3. Mencapai Kemerdekaan**
Meskipun Patimura tidak secara eksplisit menyatakan keinginan untuk merdeka, perlawanannya dapat dipandang sebagai langkah awal menuju kemerdekaan Indonesia. Perjuangannya melawan Belanda menginspirasi rakyat Indonesia lainnya untuk terus berjuang melawan penjajahan.

Strategi Perlawanan

**1. Gerilya**
Patimura menggunakan strategi gerilya dalam melawan Belanda. Dia dan pasukannya bersembunyi di hutan dan pegunungan, menyerang pasukan Belanda secara tiba-tiba dan kemudian mundur dengan cepat. Strategi ini membuat Belanda kesulitan untuk mengalahkan Patimura.

**2. Diplomasi**
Patimura juga melakukan upaya diplomasi untuk mendapatkan dukungan dari kekuatan asing, seperti Inggris. Dia mengirim utusan ke Inggris untuk meminta bantuan senjata dan dukungan politik.

**3. Persatuan Rakyat**
Patimura berhasil mempersatukan rakyat Maluku dari berbagai latar belakang untuk melawan Belanda. Dia membentuk koalisi yang terdiri dari pemimpin agama, kepala adat, dan masyarakat biasa.

Hasil Perlawanan

Perlawanan Patimura berlangsung selama kurang lebih lima tahun. Meskipun pasukannya akhirnya dikalahkan oleh Belanda, perlawanannya meninggalkan dampak yang signifikan. Belanda terpaksa mengakui bahwa rakyat Maluku tidak akan mudah ditaklukkan. Perlawanan Patimura juga menjadi inspirasi bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia di kemudian hari.

Pada tahun 1973, Patimura ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai nama jalan, gedung, dan universitas di berbagai daerah di Indonesia. Perjuangannya melawan penjajahan tetap dikenang sebagai simbol keberanian dan semangat juang bangsa Indonesia.